Selasa, 01 Oktober 2013

Aminah Sjoekoer di Kapal Nederland - Cerpen - Horison Online


Ditulis oleh Akhmad Zailani

Aminah Sjokoer (Atje Voorstad)
"Sejarah Leluhur yg terlupakan"
Nama beliau diabadikan menjadi sebuah
nama jalan n sekolah di kota Samarinda
AKU membisu di buritan kapal.  Mataku yang biru memandang letih ke muara Mahakam.
Kapal  melewati bekas lokasi peristiwa perampasan kapal Belgia “De Charles” saat panglima
perang Awang Long bersama pasukan kerajaan Koetai mengejar sisa pasukan Inggris di
bawah pimpinan James Erkine Murray tahun 1844 lalu.
Kapal bergerak pelan, menuju laut lepas. Makin menjauh meninggalkan muara Mahakam.
Dengus mesin kapal Nederland itu seperti musik pesta dansa bangsawan semalam.
Borneo-Amsterdam memang bukanlah jarak yang dekat. Setelah meninggalkan Borneo, kapal
yang juga membawa lada, karet, rotan, tengkawang ini akan mampir ke sejumlah pelabuhan,
termasuk pelabuhan Sunda Kelapa di Batavia. Tiba di Batavia, aku akan istirahat beberapa hari
di Hotel der Nederlanden di Rijswijk  tempat aku menginap sebelum ke 0ast Borneo. 
Sebenarnya, aku belum ingin meninggalkan kampung di pinggiran Mahakam yang termasuk
dalam wilayah Kerajaan Koetai. Masyarakat menyebutnya kampung Samarinda. Masih banyak
yang perlu ingin aku ketahui. Terutama tentang seorang gadis Indo-Nederland.
Kedatanganku yang pertama 5 tahun yang lalu. Di tahun 1923 bertepatan dengan pendirian Holands Inlandche School (HIS), sekolah swasta yang pertama di Samarinda. Hanya sempat menetap 1 bulan 4 hari, aku balik lagi ke Batavia.

Di awal tahun 1928, aku ke Samarinda untuk yang kedua kalinya. Residen J. De Haan, yang
baru saja menggantikan C.J Van Kempen sebagai residen di Banjarmasin yang mengajakku.
Aku masih bertahan di Samarinda ketika residen De Haan kembali ke Banjarmasin, wilayah di
selatan Borneo yang direncanakan bakal menjadi ibukota provinsi Borneo.
Aku sudah lebih dari 2 bulan di Samarinda. Alasan utamaku bertahan karena ada seorang
wanita keturanan Indo Nederland yang menarik perhatianku. Sayangnya, koran Zandvoor temp
atku bekerja sebagai pembantu wartawan meminta kembali ke Nederland. Apalagi kalau bukan
untuk membantu liputan olimpiade musim panas ke 9 di Amsterdam-Nederland tahun 1928 ini.
Padahal di tahun  ini juga,  insting wartawanku sudah mencium adanya rencana penting
tentang pertemuan besar para pemuda dari berbagai wilayah Hindia Belanda di Batavia.



Oost Borneo sudah hilang dari pandanganku. Aku masih berdiri di buritan kapal. Burung-burung
terbang rendah. Melayang rendah sekali. Mencium air laut lalu terbang tinggi. Menjauh.
“Kenapa kau diam?” tanyaku kepada wanita Indo-Nederland itu tanpa memandang wajahnya.
Aku mengalihkan mata ke awan yang bergerak pelan membentuk dirinya. Aku menatap
ikan-ikan berenang seperti menyeret gelombang. Angin berhembus pelan, tetapi terasa sekali
menyapa dan memeluk tubuhku.
“Bicaralah,”  suaraku lagi. “Bicaralah tentang cita-citamu. Aku ingin sekali mendengar suaramu
yang lembut”.Ia diam. Suara decak air bersama dengus kapal kian terasa.
“Ah, mungkin kau lagi malas berbicara,” kataku lagi.
Tapi ia tetap diam. Membisu. Ia terkadang keterlaluan, dengan membiarkan aku berbicara sendirian.
Aku memandang ke langit biru. Awan-awan tampak bergerak pelan. Aku melihat di awan-awan 
yang putih dan bergumpal-gumpal  itu tergambar wajahnya yang bersih.
Kubayangkan ia tersenyum padaku, dengan bibirnya yang tipis. Rambutnya yang panjang
kekuning-kuningan berkibar-kibar sehabis berkeramas dengan fajar yang indah.
‘’Bicaralah, walaupun sepatah dua patah kata,’’ aku memelas.



Ya, ampun. Kenapa jadi begini? Tuhan buatlah suasana yang lain.Ia terus membisu.
Sedangkan angin laut Sulawesi terus saja menampar wajahku, berusaha menyadarkan.
Aku hanya bisa menghela napas putus asa. Ah, tidak! Aku tidak putus asa. Aku hanya
mendesah. Aku akan terus berusaha mengajaknya berbicara tentang apa saja. Aku lalu
menatap wajahnya. Ada keinginan yang mendesak untuk berbincang dengannya.
***
“Panggil saja aku Aminah Sjoekoer,’’ katanya suatu hari kepadaku. Bagi warga boemi poetera
pinggiran Sungai Mahakam, wanita Indo-Nederland ini lebih dikenal dengan nama Atje
Voorstad. Voorstad dalam bahasa Indonesia berarti pinggiran. Aku menduga tambahan  voorstad di
belakang nama Atje itu  sudah berbicara; sekalipun dia wanita keturunan Nederland, namun dia mau bergaul dengan masyarakat pribumi.
Aku mengenalnya pertama kali saat acara peresmian HIS swasta yang kemudian diambil alih
pemerintah Hindia Belanda untuk menjadi sekolah negeri. Aku rasa bukan karena sama-sama
keturunan Nederland kami cepat akrab. Atje atau Aminah orangnya memang ramah. Dia bersedia bergaul dengan siapa.
Sejujurnya, aku ingin sekali mengajak dia ke Nederland. “Apakah kamu tak punya keinginan
untuk kembali ke Nederland?” tanyaku, setelah bincang-bincang agak lama saat perkenalan pertama.


“Aku lebih suka di sini, di Samarinda. Aku ingin mewujudkan cita-citaku. Aku di sini ingin
membangun sekolah khusus wanita,” jawabnya.
Keinginan yang bagus. Dan pasti banyak halangan. Karena mendirikan sekolah untuk pribumi
saja sulit, apalagi sekolah khusus untuk wanita pribumi. Selain rumit berurusan dengan
pemerintah Hindia Belanda, juga dengan masyarakat boemipoetera yang masih menempatkan
kaum wanita sebagai bagian masyarakat kelas dua, yang menganggap wanita belum perlu
mendapatkan pendidikan yang layak. Percuma wanita bersekolah, toh nanti kembali ke dapur
juga, begitu umumnya anggapan warga pribumi. Tapi
tidak bagi Aminah.  Baru sekali bertemu aku sudah bisa menyimpulkan, wanita bertubuh tinggi
ramping berkulit putih ini memiliki tekad yang kuat.
‘’Aku akan berusaha dengan segala cara agar wanita pribumi bisa mengikuti pendidikan sejajar
dengan laki-laki. Aku akan mendirikan sekolah untuk kaum wanita,’’ katanya di lain hari saat
kami berjalan-jalan kaki di chineescheveer straat.
Aku mendukungnya. Sekalipun dalam sebuah pembicaraan, residen J. De Haan sempat meremahkannya.
“Waarom zou die persoon het opzetten van een speciale school voor autochtone vrouwen. Wat een verspilling van tijd en geld
…” (Buat apa itu orang mendirikan sekolah khusus untuk perempuan pribumi. Buang-buang
waktu dan uang)’’ residen J. De Haan tersenyum sinis kepadaku.
Semangat mendirikan sekolah kembali aku lihat, ketika dia mengajakku berjalan-jalan di kampung Bandjar,sekitar 
China voorstraat, Sultan weg, Herengracht straat dan smokke straat.
Kami menemui beberapa tokoh pendidikan pribumi Samarinda, yang ternyata juga sangat
mendukung dirinya. Mereka di antaranya Masdar dan M Yacob, di antara tokoh yang ikut
memperjuangkan berdirinya HIS partikelir pertama di Samarinda. Juga ada Kasirun yang
menjadi guru negeri di HIS. Aminah memperkenalkanku. “Ini Meneer
Ivan Van Mannen Zijn Niet Echt seorang jurnalis dari Nederland,’’ katanya menyebut lengkap namaku.


Cukup lama juga kami berbincang dengan tokoh-tokoh cendikiawan pribumi.
Pemikiran-pemikiran mereka cukup cemerlang.
“Sebagai orang asli pribumi kami malu sekaligus bangga dengan anda. Perhatian anda
terhadap pendidikan masyarakat pribumi memotivasi kami untuk lebih bekerja keras lagi,’’ kata Kasirun.
Di kampung Bandjar itu pula lah kami berkenalan dengan Arbayah, gadis berusia 14 tahun,
yang memiliki keinginan kuat untuk bersekolah. Ayahnya bernama Abdullah, pekerja biasa di N
V Handel Maatshappi Borneo Samarinda (HBS).
“Abah tidak setuju kalau saya bersekolah. Ujar Abah apa untungnya. Nanti setelah kawin
mengurusi dapur juga,’’ kata Arbayah.
“ Bersekolah itu pintar. Lelaki dan perempuan sama saja haknya untuk menjadi pintar,’’ kata Aminah.
Selain bertemu Arbayah, kami juga bertemu dengan beberapa anak, dan orang tua mereka.
Bagiku, pertemuan yang berkesan hanya saat bersama Arbayah. Badan gadis berkulit putih ini
bonsor. Sama seperti anak-anak lainnya. Dia cukup cantik, tapi sayangnya dia buta huruf.
“Aku ingin sekali bisa membaca dan menulis,’’ kata Arbayah.
Arbayah sering mengunjungi rumah Aminah. Aku juga menjadi akrab dengannya. Perbedaan
usia  bukan penghalang bagi kami. Semakin kenal dengan Aminah, aku jadi semakin suka
bergaul dengan orang pribumi. Terutama Arbayah, gadis bongsor berkulit putih.  Dia pernah
menyampaikan kepadaku, teman-teman gadis seusia dia sudah banyak yang menikah.


‘’Ini sapu tangan kenang-kenangan untuk meneer,’’ kata Arbayah ketika kebetulan aku bertemu
kembali dengannya di depan penginapan Nam Yang, tempatku menginap di Chinavoor Straat
.
“ Terima kasih,’’ kataku. Arbayah tersenyum, kepalnya kembalinya menunduk. Dia membalikan badannya, dan pergi.
“Arbayah …,’’ suaraku memanggilnya ketika sudah sekitar tujuh langkah dia pergi. Arbayah berbalik.
Aku mendekatinya. “ Ini pen dari ku”. Spontan kuambil pen dari kantongku.
Arbayah tersenyum. “ Terima kasih meneer,’’ Arbayah lantas pergi.
Tak ada pembicaraan lama ketika itu. Aku memperhatikan, ketika gadis muda itu menghilang di
tikungan jalan. Sapu tangan berwarna pink, yang bersulam bunga dari benang merah itu
kumasukkan ke dalam saku di samping kiri kemeja putihku.
“ Meneer Ivan Van Mannen Zijn Niet Echt…,’’ kudengar suara Tan Ko Tjai di belakang. “Gadis
pribumi yang cantik … cocok untuk meneer yang masih muda,’’ pedagang rotan itu ketawa.
Matanya yang sipit hampir tertutup.
Aku hanya tersenyum. Tak bisa berkata.
“ Hari ini apa kegiatan meneer?’’ tanya Tan Ko Tjai.


“ Aku nanti mau ketemu Atje voorstad dan beberapa orang pergerakan”.
“Wah aktivis pendidikan  perempuan indo Nederland itu, meneer’’.
‘’Iya, perempuan cantik yang ingin mendirikan sekolah untuk wanita pribumi”.
Tak sampai 30 menit aku berbicara dengan Tan Ko Tjai, tentang Aminah, tentang orang-orang
pers, tentang akan berdirinya sejumlah organisasi pergerakan di Samarinda. Tan Ko Tjai cukup
terbuka dan berani. Tan Ko Tjai kenalan lamaku. Aku mengenalnya saat di Batavia.
“Ok, meneer saya mau ke Paal Arang dulu. Ada urusan di sana,’’ Tan Ko Tjai permisi, dan
kami berjabatan tangan. “Jangan terlalu banyak dipikirkan, meneer… dan hati-hati meneer
,’’ candanya lagi sambil bergegas berjalan.
Hari masih pagi. Aku berjanji bertemu Aminah di gedung Sjarikat Islam.  Saat aku tiba, dia
sedang berbicara dengan seorang lelaki.
“Ini wartawan yang saya bicarakan tadi … “ dia berdiri seraya menjabat tanganku.
Begitupula lelaki itu. Di tangan kirinya aku lihat sepertinya koran lokal, bertulis “Persatoen”.
“Sayuti Lubis,” dia menyebut namanya.
“Jangan khawatir …,’’ Aminah tersenyum ke arah Sayuti Lubis. Giginya yang putih bersih nampak terlihat.


Selain berbicara tentang rencana pendirian sekolah khusus kaum wanita, sesekali kami juga
berbincang tentang koran dan seputarnya. Enak juga mengobrol dengan lelaki asal Tapanuli ini.
Bicaranya bersemangat. Wawasannya luas. Tak peduli dia, sekalipun kami saling kenal.
Mungkin, dia percaya sama aku, sama percayanya dengan Aminah, yang telah dikenalnya sejak lama.
Menjelang sore, aku mengantar Aminah pulang. Disepanjang jalan dia bercerita, bukan hanya
tentang abahnya Arbayah saja yang masih tak enggan anaknya bersekolah, tapi juga orang tua
dari Hadijah, Sabariah, Sumi, Zaenab dan anak-anak kampung lainnya. Dari cerita Aminah aku
masih bisa menangkap optimis, cita-citanya untuk mensejajarkan kaum wanita agar
memperoleh pendidikan yang sama dengan laki-laki akan bisa diwujudkan.
Aku juga menceritakan tentang pesan Residen J. De Haan yang disampaikan kurirnya untuk
tak bergaul terlalu akrab dengan orang pribumi, termasuk dengan dirinya. Peringatan De Haan
itu tentu saja kubiarkan. Bergaul dengan siapa saja itu adalah urusanku. Sekalipun beresiko.
***
MATAHARI hampir tengelam di laut. Cahayanya mulai pudar.
Kulihat awan putih berpedar-pedar dalam senja. Bermain-main bersama angin. Berkejar-kejaran.
Kapal terus melaju. Dengusnya masih terdengar, bersama riak gelombang. Aku sendirian.
Tidak ada Aminah Sjoekoer atau Atje Voorstad. Sekalipun angin menyapaku, menegurku untuk
memunculkan bayang Aminah Sjoekoer di benakku, sekalipun laut melambai-lambai membuka
pikiranku tentang Atje Voorstad, aku masih tetap sendirian.
Yang tersisa di kantongku hanyalah sapu tangan berwarna putih, yang di ujungnya ada gambar
pen bersulam benang warna kuning emas. Ya, pen kuning emas bukan sapu tangan berwarna


pink, yang bersulam bunga dari benang merah. Sapu tangan bergambar bunga merah milik
Arbayah sengaja aku tinggal di ranjang kamar sebelum aku meninggalkan penginapan Nam
Yang. Sapu tangan itu kutinggal  setelah aku mengetahui Arbayah dinikahkan minggu depan.
Di  ranjang itu pula aku meninggalkan noda merah dari kesucian Arbayah.  Sekalipun sapu
tangan bunga dan noda berwarna merah  aku tinggalkan, namun aku tak bisa melupakan
Arbayah, sepanjang hidupku terutama perbuatan terlarang yang kami lakukan pertama kali di
kamar penginapan Nam Yang.
Sekalipun Arbayah tak diperbolehkan sekolah dan dinikahkan abahnya, pada akhirnya, cita-cita
Aminah Sjoekoer telah terwujud. Neisjes School, sekolah untuk kaum wanita akan berdiri di
Samarinda. Aku mendengarnya sebelum berangkat naik kapal.
“Maaf aku belum bisa ikut ke Nederland. Mendirikan sekolah bukan berarti tugasku sudah
selesai. Tugas selanjutnya akan lebih berat …,’’ suaranya ketika mengantarku di pelabuhan.
Aku hanya tersenyum. Menjabat tangan kanannya. Ketika kapal Nederland yang kutumpangi
menjauh meninggalkan Samarinda, dia melambai-lambaikan tangan kanannya. Jujur, aku
belum begitu mengenalnya. Aku hanya memiliki sapu tangannya yang berwarna putih
bergambar pen dari benang kuning emas. Apakah kalian sangat mengenalnya?
Kapal pun terus melaju. Membelah gelombang. Dengusnya masih terasa. Awan-awan yang
bergumpal-gumpal membentuk dirinya sudah tak ada lagi.  Kukira  sebentar lagi malam yang membawa mimpi akan datang. ***



Catatan
-          Awang Long =panglima angkatan perang sepangan Kerajaan Koetai, yang bergelar
Panglima Ario Senopati. Senopati yang bersama pasukannya berhasil mengalahkan pasukan
Murray.  Awang Long tewas ketika pertempuran hebat melawan  armada perang lengkap
Belanda di bawah pimpinan Letnan Laut T’Hoof.

-          James Erkine Murray =  Ingin seperti James Brooke yang berhasil mendirikan kerajan
di Brunai. Februari 1844 JE Murray membawa 2 kapal perang, yakni “Young Queen” yang
dikemudikan Kapitan  Hart dan Kapal Perusak “Anna” dengan Nahkoda Lewis. Memasuki 
wilayah Kutai, dengan mengatakan ingin menjadi raja.  Murray meminta izin Sultan Salehuddin
untuk membuka kantor  perwakilan dagang di Tenggarong dan meminta monopoli
perdagangan. Sultan meminta buka di Samarinda saja. Murray mengancam. Sultan melawan.
Akhirnya terjadi peperangan.  Murray akhirnya tewas.

-          Rijswijk = kawasan Jalan veteran Jakarta. Di kawasan ini dulu ada Hotel der
Nederlanden, kini menjadi gedung Bina Graha Jakarta.

-          J. De Haan = residen Belanda di Banjarmasin menggantikan Van Kempen,  menjabat
mulai tahun 1924-1929

-          C.J Van Kempen = residen Belanda di Banjarmasin tahun 1924.

-          Meneer = tuan

-          Abah =bahasa Banjar, artinya ayah

-          Chineescheveer straat = jalan di pusat kota di pinggir Sungai Mahakam. Dari Karang
Mumus hingga Sungai Karang Asam Besar.  Perkampungan China di Jalan Pelabuhan dan di
sekitar Kampung Karang Mumus.

-          Kampung Bandjar = berada di  wilayah utara Wilhelmina Laan, yang membujur dari
selatan ke utara atau sepanjang Karang Mumus Straat dan Bandjar Straat.

-          Kasirun =seorang guru di HIS milik Hindia Belanda, yang kemudian memilih menjadi
kepala sekolah Neutrale School,  karena memiiki kebebasan menanamkan jiwa kebangsaan
kepada anak didiknya.
-          NV Handel Maatshappi Borneo Samarinda (HBS) = perusahaan perdagangan 
ekspor-impor yang didirikan pedagang-pedagang suku Banjar. Perkampungannya dinamakan
kampung HBS, yang letaknya di sekitar BRI sekarang. Persekutuan dagang ini selain
menyaingi pengusaha-pengusaha dagang Belanda dan China, tokoh-tokohnya juga bergerak dibidang pergerakan kemerdekaan dan da’wah Islam.

-          Penginapan Nam Yang = terletak di perkampungan China, sekarang di sekitar Jalan
Pelabuhan. Di dekat penginapan Nam Yang ada pula penginapan Swan Yang.

-          Paal Arang = Seperti kata Samarinda, berasal dari bahasa Banjar Samarendah
kemudian menjadi  Samarindah (logat Banjar)
, Paal Arang berarti batas arang (orang Banjar suka menyebut batas dengan Paal), hingga menjadi nama Palaran salah satu kecamatan di Samarinda.

-          Surat Kabar “Persatoean” =  surat kabar yang pertama kali terbit di Samarinda. Directeur(pemimpin umum) dan hoof redacteur (pemimpin redaksi)  Sayuti Lubis dari Tapanuli, yang juga aktivis Sjarikat Islam Cabang
Samarinda.  Beberapa kali  “Persatoean” mau di Bredel  Hindia Belanda.   Akhirnya dibredel
juga, karena dua tulisan dinilai menghasut  dan menghina pemerintah Hindia Belanda. 22
Desember 1928, di depan lanraad (pengadilan) Sayuti Lubis dijatuhi  hukuman penjara dua
tahun empat bulan. Sayuti banding, hukumannya diperingan lima bulan dan menjalani hukuman
di penjara Cipinang.




Kamis, 15 Agustus 2013

My First Journey to the holly Mecca....


Mungkin siapapun tak akan pernah membayangkan sebuah doa dr org lain akan menjadi kenyataan dan Allah SWT Maha Mendengar dari doa org2 yg benar2 tulus dan ikhlas mendoakan....siapapun yg memiliki kekuatan hati dan yakin bahwa Tuhan itu ada maka apapun yg kalian impikan akan terwujud...Insha Allah.

Ketika pulang dr liburan semester pd thn 2002, ak bertemu dengan seorang asing yg gak pernah kukenal sebelumnya...seketika itu ia melihatku dan tanpa di duga org itu mengatakan pd saudara sepupuku bahwa akan mengalami perjalanan Haji 2x...tetapi ak gak bgt percaya,krn Hanya Allah yg Maha Mengetahui sgala sesuatux...ucapan itu hanya ku anggap sebagai doa buatku dan seketika itu dlm hati ku Aamiin khan...hehe

Klo gak salah sebulan setelah selesai liburan dan kembali ke Jogya, tempatku menempuh pendidikan...seperti hari biasa tanpa ada yg luar biasa hee...ak di telpon orang tuaku dan ditawari apakah ingin pergi Haji, tanpa berpikir banyak ak hanya bs berkata "Iya mauuuu..." begitu singkatx waktu,sehingga ak hanya di ksh waktu untuk belajar manasik dlm waktu 2 bulan krn ternyata pergix tahun itu juga, Subhanallah ak bersyukur krn Allah telah memberikan kelapangan jalan buatku....

Akhirnya waktu itu tiba pada awal Desember kami ber-4 (bareng kedua org tuaku dan KK'ku yg pertama) pergi berhaji,sebelum berangkat tak lupa untuk sholat toubat 2 raka'at agar sesampai disana gak mengalami hal2 yg diluar dugaan...

Tak terasa setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang 9 jam di udara,akhirx rombongan kami sampai di bandara jeddah,King Abdul Azis...br sampai bandara aj hatiku udh bergetar,ada rasa haru begitu melihat bangunan semegah itu n banyak sekali rombongan haji yg berdatangan dr berbagai negara...

Dari Jeddah kami menuju Madinah tempat dimana Nabi Muhammad SAW dimakamkan,mungkin 7-8 jam perjalanan menuju kesana,krn seingatku kami pergi dr subuh...sampe sana sebelum Zuhur tiba,kebetulan hotel yg kami tempati jarakx ga begitu jauh dr masjid Nabawi,hanya berjalan kaki 5 menit udh sampe...pertama kali melihat kemegahan masjid Nabawi,ak hanya bs berpikir seperti inikah surga kelak,yg bgni aj udh membuatku terkagum kagum apalagi Surga,begitu banyak manusia yg berebut untuk mendapatkan saff didalam,mungkin krn saat itu pas musim dingin,udara di luar hampir minus...bgt memasuki 2 hari pertama aj hidungx udh meler huhu...



Hari2ku selama seminggu lebih disana di isi dengan ibadah...ibadah dan ibadah,ga akan pernah kulewatkan kesempatan itu dan banyak suka duka yg kualami selama disana, mungkin secara pribadi ak bersyukur krn tdk mengalami hal2 yg aneh,yg kata org2 sekecil apapun yg kita lakukan di tanah air,akan dibalas disana...menurutku pendapat itu salah,krn sblm pergi harusx kita minta ampun terlebih dahulu n bdoa untuk kelancaran perjalanan selama ibadah...Insha Allah gak akan pernah terjadi apa2..

Bertemu dengan org2 yg berbeda negara,budaya,bahasa dan warna kulit membuatku memiliki pengalaman lebih dan ak bs melihat watak dan perilaku mereka selama disana...mungkin lebih refleks dengan org2 turki,krn disana ak lebih banyak dibantu oleh mereka,mereka slalu berbagi saff jika ada yg blm kebagian tempat,tdk seperti org2 indo...jarang sekali mereka yg mau berbagi,pdhl kita sama2 org2 indonesia...(ya ga smua sih)..tp rata2 yg kutemui seperti itu,tak jarang ada yg ngedumel ngeliat kelakuan org2 indo yg dinilai pelit,ak gak mau org2 branggapan padaku seperti itu jg,ak pun mencoba memecahkan pendapat itu...berusaha baik pula dengan org lain,tak jarang mereka yg menciumi kepalaku sebagai ucapan terima kasih mereka,Subhanallah...

Setelah melewati beberapa kunjungan tempat2 bersejarah yg ada di madinah,akhirx kami pun melanjutkan perjalanan ke Makkah Al Mukarramah,sempat haru krn harus meninggalkan Madinah,apalagi melihat kubah makam Rasulullah...akankah kembali lg ksana...semoga Aamiin...



Kota selanjutnya adalah Makkah..puncak kegiatan ibadah haji dan Umroh terletak disana,jarak maktaf atau penginapan rombongan kami sedikit agak jauh,jika berjalan kaki memakan waktu sekitar 15 menit sekitar Jarwal...rasa penasaran semakin merasuki hatiku,seperti apakah bentuk Ka'bah itu..yg paling menakutkan apakah bs terlihat bentukx dimataku...krn sebelumnya banyak yg menakutiku klo kebanyakan org tdk bs langsung melihatx...pertama kali ksana masuk pintu subulussalam,hatiku berdegup kencang,belum tampak bangunan itu,ketika sampai dipertengahan akupun langsung menangis dan aku bersyukur krn bs melihat wujud nyata kotak hitam yg menjadi arah kiblat umat muslim dlm melaksanakan sholat huhuhu...




Karena sebelum pelaksanaan musim haji,sebelumnya kami niat ber umrah terlebih dahulu...tawaf dan sa'i pun kami lakukan di awal..seperti biasa hanya ibadah yg kami lakukan serta mengunjungi masjid2 yg ada disana,ke Jabal Nur,Jabal Uhud dll...pengalaman di Makkah lebih banyak krn waktu tinggalx lebih banyak dsana...pernah suatu waktu ak ingin sekali mencium Hajar Aswad,tp melihat kondisi yg padat seperti itu gak akan memungkinkan untukku bs maju ke depan,akhirx ada yg menawariku untuk mencium hajar aswad dengan bayaran,kebetulan org itu berasal dr kalsel,jd bayarx ga bgt mahal...bgt dibawa ke depan dan berdesak desakan akhirx ak pun bs mencium Hajar Aswad sekali,tapi tiba2 ada yg mendorong kembali kepalaku untuk mencium,ak ga tau dr mana krn ak tdk merasakan tangan org itu yg kurasakan hanya sentuhan lebut dikepalaku,sedangkan org yg membawaku udh terlepas dr genggamanku,sempat ak terjatuh ditengah kerumunan, ak hanya bs pasrah jika terinjak2...tp sekali lg ak ga merasakan apa2 dan bgt membuka mata disekitarku kosong,seketika itu jg ada yg menarik tangunku untuk bangkit...ak pun menangis heran sejadi jadix..krn Allah msh memberika umur yg panjang btku...

Pada saat puncak haji,mandi n berganti pakaian Ihram...org2 semakin banyak yg berdatangan dr berbagai negara,masjid pun semakin padat sehingga untuk sholat di depan Ka'bah pun tdk bs lg,agak sedikit trauma ngeliat org2 terinjak injak...hal pertama pelaksanaan Haji kami di bawa ke Arafah,ga nyampe semalam langsung ke Muzdalifah untuk mengambil batu...



Selanjutnya ke Mina..disinilah pelaksanaan Pelontaran Jumroh dan merupakan puncakx haji...pada saat melontar pertama ak udh terpisah dr org tuaku krn bgt banyakx org2 yg melontar akhirx ak sendiri,udh udh ada bekal selama di tanah air...org2 saling dorong,saling injak...sampe2 sepatuku terlepas dr pijakan dan akhirx akpun tdk beralas kaki hihi...dari mina kami hrs berjalan kaki ke Makkah untuk melaksanakan tawaf dan Sa'i...sekali lg tanpa alas kaki huaaaaa....sungguh perjalanan luar biasa untung kakiku gak melepuh hehe..tp bersyukurx lg sepanjang jalan ada aj org2 yg bersedekah makanan,minuman,buah dll...sehingga gak bakal lapar ataupun haus deh...

Begitu Tawaf rombongan msh utuh,org2 udh berjubel memenuhi Masjidil Haram...tetapi ketika Sa'i ak pun terlepas lg dr kedua org tua dan rombongan,akhirx melaksanakan Sa'i sendiri,untung sebelumx udh di arahkan jika terpisah hrs pergi kesuatu tempat biasa kami berkumpul,ak pun berdoa dan meminta ingin dipertemukan dengan salah satu rombongan...Allah Maha mendengar,doaku terkabul..satu persatu ak bertemu mereka kecuali kedua org tuaku...melihat org2 berdesakan rasa traumaku kembali mengusik,begitu banyak gelombang manusia yg membuat bdnku terombang ambing...untungx ada seorang wanita berkebangsaan india memegangku dan menaruh tanganku untuk memeluk pinggangx,wanita itu berbadan besar sekali sehingga ak hanya sebatas pinggangx saja,sebanyak 3 putaran ia melindungiku dr desakan manusia,akpun trs menangis sambil bdoa krn gak bs membayangkan seperti apa ibuku Sa'i sendirian dg tubuhx yg kecil... setelah wanita india itu pun selesai ia menangis ke arahku,tdk ingin melepaskan tanganku...tp akhirx ia pergi...ak pun terombang ambing kembali di kerumunan manusia,begitu jg ibu2 rombongan yg ada dibelakangku...tp Allah slalu melindungiku...disaat putaran terakhir ak terjepit di tengah dan sempat sesak nafas,tp tiba2 tanganku ditarik org indonesia yg udh lama tinggal disana,tubuhx tinggi dan iapun membentangkan tanganx di tembok untuk memberiku celah bernafas...alhamdulillah ak bersyukur...bersyukur dan bersyukur...sampai selesai akhirx ak pun di pertemukan kedua orgtuaku yg sejak terpisah trs mencariku,Alhamdulillah ternyata mereka smua selamat...setelah selesai bertahallul kamipun kembali ke Mina

Hari kedua dan ketiga akhirx selesailah melontar dan akhrx lengkaplah sudah proses pelaksanaan ibadah haji...dan setelah melewati yg namax Tawaf Wada (perpisahan) awal Januari 2003 kamipun kembali ke tanah air....

Next....Semoga ak bs kembali lg kesana seperti doa org yg pernah ak temui di awal...Aamiin Ya Robbal alamin :)





















Mari Membaca Film.....



Ga tau kenapa ak suka bgt sm tokoh Avatar yg satu ini...menurutku yg cowok ganteng,yg cewek cantik hehe..(itu menurutku) langsung saja kita bercerita...........

Jack Scully (diperankan oleh Sam Worthtington) adalah seorang mantan yang pulang dalam keadaan cacat, yaitu lumpuh. Dia diajak untuk mengikuti program Avatar yang dikembangkan Amerika di Pandora. Tugasnya adalah menggerakkan sesosok mahluk berwarna biru dengan kekuatan otaknya Mahluk tinggi dan biru ini adalah mahluk penghuni asli planet itu, Na'vi.

Jack bersama dengan ilmuwan yang memimpin di tempat penelitian itu,Dr. Grace (diperankan oleh Sigourney Weaver), bertugas untuk menjalin hubungan baik dengan penduduk setempat, yaitu: orang-orang Na’vi dari klan Omaticaya. Mereka diharapkan bisa mencari tahu lebih banyak tentang kebiasaan dan kebudayaan klan ini untuk tujuan tertentu. Karena mereka menemukan adanya logam langka yang bernilai tinggi tertanam tepat dimana suku mereka tinggal, bernamaunobtanium. Manusia ingin mengambil logam itu sebanyak-banyaknya dan menjualnya di bumi. Tapi, untuk bisa seperti itu, mereka harus terlebih dahulu mengusir klan Omaticaya dari sana.

Dan tugas itu tidak mudah. Karena di tempat itu terdapat sebuah pohon raksasa yang dinamakan Pohon Suara dan sangat dipuja oleh suku itu. Mereka tidak akan mau meninggalkan tempat itu karena tidak ingin berada jauh dari pohon kehidupan tersebut. Selain itu, ada juga pohon lain yang dipercaya sebagai tempat tinggal roh leluhur mereka yang sudah meninggal, Pohon Kehidupan, yang juga adalah tempat tinggalEywa, dewi sembahan mereka. Mereka sering menjadikan tempat itu sebagai tempat berdoa. Jack Scully mengetahui hal itu karena dia sendiri mendapat kesempatan untuk dilatih menjadi prajurit suku dan ia berhasil.


Jack bertugas sebagai mata-mata untuk mencari tahu apa kelemahan suku itu, karena mereka tidak takut bahaya dan memiliki senjata panah beracun yang bisa membunuh manusia hanya dalam waktu satu menit. Dari hasil mata-mata itulah kemudian manusia mengetahui bahwa kelemahan suku Omaticaya adalah kedua pohon purba itu. Mereka kemudian berencana menyerang dan merusak kedua pohon itu agar suku tersebut tercerai berai dan meninggalkan tempat itu.


Tapi, dalam pelaksanaanya, Jack jatuh cinta kepada putri kepala suku,Neytiri (diperankan oleh Zoe Saldana). Dan dia berniat menolong suku itu agar tidak dihancurkan oleh pesawat-pesawat canggih manusia. Tapi, niatnya ini dihalangi oleh pemimpin tentara disana, Kolonel Miles(diperankan oleh Stephen Lang). Mereka tetap menyerang dan berhasil menghancurkan Pohon Suara. Ketika Omaticaya mendengar pengakuan Jack bahwa dia adalah mata-mata, maka mereka langsung membencinya dan mengusirnya, termasuk juga Neytiri. Mereka tidak mau mendengar permohonan Jack bahwa dia sudah berubah dan berada di pihak mereka. 



Kolonel Miles yang mengetahui kalau Jack sudah berpindah ke pihak Na’vi langsung menangkapnya bersama semua anggota ilmuwan lainnya. Tapi mereka berhasil lolos dan kembali ke perkampungan Omaticaya. Tapi Jack harus kehilangan Dr. Grace yang tewas karena ditembak Miles. Dengan marah, Jack memimpin para orang Na’vi untuk membalas dendam dan mengusir manusia dari Pandora. 


Film ini pada dasarnya adalah film tentang bagaimana manusia relamerusak alam demi keuntungan. Karena keganasannya pula, manusia tega merusak harmonisasi kehidupan mahluk di tata surya lain, yang selama berabad-abad sudah hidup serasi dengan alam. Dan di bagian akhir ditunjukkan, bagaimana alam juga bisa membalas. Berbagai hewan berdatangan dan ikut serta dalam pertempuran itu. Dan disitulah terlihat, bahwa peralatan canggih manusia ternyata tidak berarti apa-apa jika berhadapan langsung dengan kekuatan alam.



Film ini memiliki efek visual yang luar biasa. Keindahan alam yang luar biasa, lengkap dengan berbagai jenis pohon raksasa. Berbagai jenis burung raksasa yang berwarna-warni. Berbagai jenis kumbang yang luar biasa aneh. Dan yang terutama adalah bagaimana mereka bisa berhubungan satu sama lain dengan ujung rambut mereka yang berserabut. Film yang bagus sekali. Soundtrack nya adalah lagu “I See You” oleh Leona Lewis, sangat bisa mewakili jiwa dari film ini.Menarik. (2009)





Kata-kata paling ak suka adalah ketika mereka mengatakan I See You......so sweet bgt

Backpacker KL-Singapore (Hari 2)

Petualangan tim Mario Bros ke singapore di hari kedua mungkin agak beda, krn yang di kunjungi adalah tempat2 shoping seperti Chinatown, Bugis,  n Orchard Road....sekaligus pencarian nasi haha...

Chinatown merupakan pusat penjualan segala barang2 yang memiliki ciri khas budaya cina, mulai dari baju khas cina wanita,anak2 hingga beragam souvenir smuax ada deeh...dan menurutku tempat paling murah y dsini, yang menarik lg karena bangunan tempat mereka berjualan adalah bangunan tua dr masa sebelum perang...

Selain tempat shoping,ada terdapat bangunan kuil bagi umat hindu yg bs di kunjungi,sekedar berkunjung bukan berdoa loh ya....


 Orcard Road adalah salah satu pusat perbelanjaan terkemuka di singapore,bagi pengunjung yg memiliki budget banyak ga da salahx menikmati barang2 branded dsini...ada D & G,Gucci, G Armani n banyak lagi...ada banyak mall yg tersedia di daerah ini....tp di pikiranku saat itu gimana carax mencari nasi (lagi2 nasi) ga nyambung...setelah berkeliling n keluar masuk mall (liat2 doank...takut dompet jebol klo dsini hihi) kami bertemu dg salah satu org indonesia yg udh lama tinggal n bekerja disana...bagaikan malaikat turun dr langit, bpk itu menunjukkan dimana letak rumah makan indonesia dg menu ayam goreng penyet wkwkwk...rindux btemu nasiiiiiii :D

Mirip kaum terlantar yg udh 3 hr gak makan,akhirx kami pun bergegas menuju TKP haha...sempat kecewa krn rmh makanx blm buka,akhirx dg perut lapar kami berkeliling sekitar mall sambil belanja souvenir yg ada (cm sanggup beli souvenir doank xixixi)...setelah puas keliling, rumah makan yg kami tunggu2 buka jg...tanpa basa basi kami memesan ayam penyet 5 porsi....(kalap) akhirx terisi nasi jg nie perut...haha



Puas setelah menyantap ayam penyet kami pun bergegas menuju Bugis street....dsini menjual barang2 KW,lumayan terjangkau n bs d tawar dg harga murah...mulai dr baju2 korea,tas,sepatu,jam sampe barang pecah belah smua  ada....

kali ini bener2 backpackeran deh,dr jalan lurus mpe bengkok2 alias sesat udh dilalui,pengalaman salah masuk bus udh....salah jalan mpe masuk panti jompo jg udh,walau capek tp menyenangkan hehe

Next hari ke 3............


Rabu, 14 Agustus 2013

Backpacker ke KL-Singapore (Hari 1)

Pertama kali diajakin temen2 backpackeran ke luar negri yaa br pertama kali ini,mendengar cerita teman yg udh berkali kali ikutan backpacker membuatku jd penasaran n pengen mencobax...kebetulan bulan Mei 2012 kmr setelah browsing2 Air Asia dpt promo penerbangan dr Balikpapan - Kuala Lumpur (lumayan murah sih...)

mungkin ini perjalanan paling melelahkan buatku krn sehari sebelumx dpt giliran dapet DL dr kantor selama 3 hr,hanya sehari bs istirahat....Pd 5 Mei 2012 kmr akhirx kami pun berangkat dr bandara sepinggan balikpapan menuju KL (walaupun capek tp tetep semangat donk :P ) daaan akhirx setelah melewati hampir 2 jam penerbangan sampailah kami di LCCT (Low Cost Carrier Terminal) Kuala Lumpur ,maklum namax juga backpacker jd carix yg murah2 jg hehe..

Dari bandara ada 3 pilihan klo ingin ke kota,via train,bus n taxi...kebetulan kami pengen mencoba bus (sekitar 9 RM) biar bs ngeliat keadaan kota Kuala Lumpur yg sesungguhx (lebay dikit...) yaa ga jauh beda sih klo ke JKT,tapiiii lebih bersih n teratur di KL...




Krn tujuan utama kami ke Sing,jd di KL hanya sebentar....sambil nunggu keberangkatan ke Sing,kami sempatkan singgah n berfoto di Petronas 





Ini dia personel Backpacker yg jago jalan jauh xixixixi...




                        Menara Pisa KL wkwkwk...(fotox ga sengaja miring)

model gratisan hahaha  :D (agak kucel soalx ga mandi sore..)


Di KL alat pembayaran kereta cepat pake beginian setelah di tuker ma uang....mirip tutup botol khan...(eits nie tangan sapa yaaa...beda bgt mana yg msh perawan sm yg gak wkwkwk) bedax yaa di cinciiiin haha..


Setelah bbrp jam menyempatkan berkeliling sekitar Petronas  kami kembali ke KL Center,krn keberangkatanx malam sekitar jam 23.00 (klo ga salah inget sih hee) kami berkeliling sekitar KLC aj...suasana disana rame bgt krn pusatx org2 bepergian ke berbagai tujuan...


Akhirx setelah menunggu lumayan lama,kereta kami pun akhirx tiba,y walaupun memilih kelas yg ekonomi tp klo dibanding kereta yg ada di indo,itu udh kelas bisnis loh hehe..sebenarx ada pilihan yg kamar,tp kami ambil yg kursi aj...(khan backpacker) xixi..


Karena udh lelah bgt,selama perjalanan pd ketiduran smua (maklum perjalanan jauh bgt) dr Samarinda aj udh 2,5 jam, Bpp-Kl 2 jam, KL-Sing 6-7 jam...plus antimo biar tambah puleees,akhirx tepaaaaar...ZZZzzzzzZZzz


Gak kerasa udh subuh,suara peringatan udh terdengar yg menandakan sebentar lg tiba...akhirx tibalah di stasiun (lupa namax) udarax dingin bgt bray,jd mikir ini di korea apa di singapore gt haha..


Dari Stasiun ke kota menggunakan MRT (Rapid Train),krn sebelumx salah satu  dr kami udh tau tujuan n arah penginapan jdx ga tlalu bingung lg...kami langsung menuju ke Litle India, penginapan kami disana n sebelumx udh booking n byr via credit...disana byk bgt penginapan khusus backpacker dengan harga yg bervariasi,kebetulan kmr menempati mix room,laki2 perempuan bs gabung dlm satu kmr n satu kmr 3 tmpt tdr bertingkat...klo di indo mirip losmen tp beda looh...bersiiiih n nyamaaan bgt,fasilitas yg ada pun lumayan lengkap,ada pantry,wifi gratisan,mesin cuci n pengering jg ada jd ga ush khawatir klo bw baju sedikit,bgt kotor langsung cuci...ahaha

Hr pertama tiba di Sing kamipun menyempatkan tdr sejenak 1 jam xixi...n setelah itu mencari makan yg agak susah,maklum org indo klo ga nemu nasi rasax ga lengkap...ada sih yg jual nasi goreng tp ga se enak masakan kita n tragedi yg kurang mengenakkan sedikit,setiap beli nasgor ala india disana pasti deh nemu bulu kumis ...alamaaaak illfeel mo mkn nasi dsana,akhirx lg2 yg dimakan burger ma kentang biar kenyang....

Tempat pertama yg kami kunjungi adalah sentosa Island,dr litle India sekitar 15 menit...

            Cuman numpang foto di luar,ga masuk ke universal...tp lumayan lah drpd ga ada khan heee...


Gak lengkap rasax klo gak foto2,apalagi banyak ornamen2x yg unik n lucu2...yeah i like M&M nyam...nyam...



 Walaupun gak masuk ke universal,naik ini pun jadi....seruuu..bagi yg takut ketinggian mending ga ush naik dr pd nti stroke qeqeqe...kebetulan sewaktu kami disana promo 26 dollar 2x gratis naik turun...udh lumayan murah nie...

 hutan buatan apa bukan ya??? ntu duduk yg paling ujung udh keringet dingin aj hihihi


 Setelah berada di ketinggian brp ribu kaki....(mksdx kaki semut hahaha) trnx pake skuter (ah lupa lg namax) n ga bs di foto krn udh paketan,langsung di jepret disana n klo mo nebus jg hrs bayar mahal....ogaaaaah



Krn waktux tdk memungkinkan untuk mengunjungi smua tempat,pantai adalah salah satu tempat yg pas untuk mencari signal BB wkwkwk...krn tempatx berseberangan dg pulau batam,jd bagi kalian yg menggunakan Blackberry bs tongkorongin pantai Siloso...(promosi) Tujuan kami selanjutx ke Marina Bay jd kami menunggu sore hari untuk menuju ksana,soalx suasana malam paling bagus bt foto2 dg latar belakang gedung2 bertingkat..

 Sebelum ke marina Bay kami menyempatkan berkeliling,singapore emank pantas di kunjungi,krn kalian ga akan pernah bosen melihat patung2 yg ada disana,walaupun udh lelah bgt berjalan tp tetep semangat...apalagi mengunjungi tempat2 yg belum pernah kita liat sebelumx, justru yg ada rasa penasaranku semakin tinggi....

 Ini diaaaa patung Merlion,mulai terlihat lampu2x...dsinilah tempat berkumpulx para turis2,ga lengkap rasax klo ke negeri singa gak melihat singax langsung huehehe


Hasil jepretan malam lebih memuaskan,krn muka yg udh lecek ga keliatan haha...hehe...hohoho

Setelah puas berjalan jalan,gak terasa waktu menunjukkan jam 10 malam,kaki udh ga mampu berjalan lg...waktux kembali ke penginapan...